LATIH KEBIASAAN BAIK
Charlotte Mason mengatakan Instrumen pendidikan selain atmosfer adalah disiplin. Memberi teladan saja tidak cukup, anak perlu dilatih untuk memiliki disiplin dan aneka kebiasaan baik.
Setiap tindakan akan membentuk kebiasaan , kebiasaan akan membentuk karakter, dan karakter akan menentukan nasib.
Jika kebiasaan baik sudah terbentuk tak perlu lagi memaksakan diri secara sadar. Tubuhbakan otomatis selalu melakukannya.
Manusia adalah makhluk yang terbentuk oleh kebiasaan dan pembiasaan. Suatu tindakan yang dilakukan manusia secara berulang akan membentuk sinapsis di otak. Yang kemudian berfungsi untuk mempermudah kerja otak.
Hal yang terus dilatih akan membuat kita lebih ahli dibanding hal yang jarang kita lakukan. Ini sejalan dengan the law of habit.
Hukum kebiasaan sebagai landasan filosofis pendidikan didukung oleh penemuan tentang sinapsis. Harus ada kegiatan yang berulang mondar mandir dilakukan untuk membentuk sinapsis di otak.
Menurut charlote, kebiasaan itu seperti api. Ia bisa menjadi tuan yang kejam, tapi juga bisa menjadi hamba yang berguna.
Jika yang terbentuk dalam diri anak adalah kebiasaan baik, ia akan seperti memiliki hamba yang taat. Sementara jika yang terbentuk adalah kebiasaan buruk, anak akan seperti sedang menjadi hamba dari tuan yang kejam. Anak akan kesulitan dalam hidupnya.
Sejatinya setiap kebiasaan-kebiasaan tersebut sedang dibentuk orang tua dari hari ke hari yang menjadi teladan bagi anak. Kebiasaan-kebiasaan baik, baik secara aktif maupun pasif akan membentuk karakter anak.
Pasif terjadi melalui keteladanan. Aktif terjadi dengan pelatihan kebiasaan baik.
Education is a dicscipline artinya orang tua dengan sengaja menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik. Dengan berlandaskan keteraturan, terencana, dan bertahap.
Kebiasaan2 ini sifatnya adalah mutlak, jika tidak dilatihkan dengan kebaikan2, maka akan tetap terbentuk kebiasaan yang bisa saja baik tapi lebih cenderung buruk.
Ibu yang mau bersusah payah melatihkan kebiasaan baik pada anaknya, akan menuai kemudahan dan kebahagiaan di kemudian hari.
Sebaliknya, ibu yang tidak melatihkan kebiasaan baik akan sangat kesulitan. Apalagi, seorang ibu fisiknya akan semakin menua, sementara anaknya semakin besar dan semakin menjadi beban.
Agar pelatihan bisa berhasil, ibu harus memiliki kebiasaan melatihkan kebiasaan pada anaknya, sehingga lambat laun melatihkan kebiasaan baik itu bukan lagi menjadi masalah namun justru jadi kesenangan baginya.
Seorang ibu harus menjaga KEARIFAN, KEWASPADAAN dan KEGIGIHANNYA sebagai kualitas dirinya. Kemudian ia akan terkejut mendapati anaknya belajar kebiasaan baru tanpa kesulitan.
Sebab ia menempatkan diri sebaga sekutu anak dan membantu anak melawan kebiasaan buruknya.
Indikator keberhasilan pendidikan kedisiplinan yaitu ibu merasa tenang meninggalkan anak-anaknya sendiri tanpa sibuk memberi peringatan tentang ini itu.
0 Komentar