"Pendidikan adalah kehidupan dan kehidupan adalah jiwa yang terpelihara oleh asupan gagasan-gagasan. Tugas orang tua adalah memelihara kehidupan jiwa anaknya dengan gagasan sebagaimana ia memelihara jasmaninya dengan makanan." (Vol.2, hal.39).
Dalam keseharian kita sering lupa bahwa anak adalah pribadi utuh. Diri anak tak hanya tersusun atas materi tetapi juga ada ruh.
Jiwa dan pikiran yang kurang mendapat asupan gagasan inspiratif akan tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang badannya sehat kuat tetapi pikirannya kerdil dan sakit.
Jika asupan untuk badan adalah makanan minuman, maka asupan ruh adalah ide atau gagasan.
Secara alami,pikiran anak selalu butuh pengetahuan yg tampak dari rasa penasarannya akan segala hal.
Ini persis seperti tubuh yang merasa lapar, jiwa dan pikiran anak juga merasakan lapar.
Rasa lapar ini adalah dorongan alami supaya fisik dan ruh bisa bertumbuh.
Mengapa anak ingin makan dan belajar? Jawabannya bukan hanya untuk sekedar kenyang dan sekedar tahu.
Tetapi agar tubuh dan benaknya bisa bertumbuh.
Bertumbuh maknanya adalah meluas dan membesar. Terjadi proses bertahap mencapai ukuran dan kemampuan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Sekedar kenyang dan sekedar tahu adalah standar minimal untuk bertahan hidup. Sekalipun lambung dimasuki aneka makanan dan benak dijejali aneka fakta, tubuh dan pikirannya akan tetap kerdil.
Tubuh dan pikiran butuh jauh dari itu, keduanya butuh bertumbuh.
Perbedaan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan bertumpu pada pelatihan imaji mental melalui berbagai penyadaran, sementara pelatihan bertujuan pada melatih otot atau tubuh melalui berbagai pembiasaan.
Aneka latihan akademis ibarat olahraga otak. Bagus jika telah diawali oleh keterpenuhan asupan nutrisi pada benak/pikiran anak dari ide2 inspiratif.
Terlalu banyak berolahraga tanpa asupan nutrisi baik fisik dan pikiran, hanya akan mengakibatkan kelelahan.
"Seorang anak perlu belajar supaya ide-ide bisa tertabur di mana-mana di tanak pikiran yang subur. Nah jika tujuan pengajaran adalah untuk memperkaya anak dengan ide-ide, maka setiap proses belajar mengajar yang tidak berhasil menambahkan pada perbendaharaan anak satu pun imaji mental yang baru, kegiatan itu telah gagal mencapai sasaran.
Tidaklah berlebihan kiranya jika saya berkata bahwa setiap pagi yang dilewatkan anak tanpa menerima satu ide baru adalah oagi yang terbuang percuma, betapapun seriusnya siswa kecil kita itu dibuat melototi buku-bukunya (Vol. 1, hlm. 173).
CM mengatakan Fungsi utama pendidikan selain memberi teladan dan melatihkan kebiasaan baik, adalah memasok ebnak anak dengan gagasan-gagasan luhur.
Batin dan benak anak perlu diasup dengan ide bermutu dengan jumlah yang cukup, beragam, susai kapasitas anak secara rutin setiap hari (quality, quantity, variety, regularity).
Makanan pikiran adalah ide-ide. Maka penting untuk anak mendapatkan kurikulum yang kaya. Kurikulum kaya lah yang mampu memenuhi kebutuhan pribadi anak secara utuh.
Jadikan pendidikan perjamuan ide.
Hidangkan aneka gagasan terbaik, terhebat terluhur, terunggul, termulia, terluar biasa dalam segala aspek kekayaan alam semesta.
Lalu biarkan anak mencerna sendirisemua itu sesuai pilihan seleranya.
Lalu darimana sumber semua itu? Tentu tak ada guru yang sebegitu hebat. Jawabannya adalah buku. Buku-buku terbaik dan bermutu.
Kita perlu sadar tidak semua buku mempunyai nilai nutrisi bagi pikiran dan jiwa anak. Seperti halnya makanan, tidak semua yang mengenyangkan bisa membuat tubuh tumbuh sehat dan kuat.
Hanya buku-buku terbaik, penuh ide inspiratif yang bisa menjadi sumber nutrisi jiwa dan pikiran anak.
Disebut Living book. Ada daya hidup di dalamnya.
Living book ibarat makanan segar kaya enzim yang sangat menyehatkan jika dimakan tubuh. Membuat tubuh semakin segar, penuh energi dan vitalitas.
Kondisi tubuh kita tentu akan berbeda jika setiap hari memakan bubur, makanan instan atau junkfood, jadi tidak berenergi dan mudah sakit.
Buku-buku yang sama dengan junkfood ini disebut "twaddle". Makanan mental "asal kenyang" tak bergizi yang justru menghalangi pertumbuhan pikiran dan mental.
Kita wajib memberikan anak bukunyang membuat jiwa dan pikirannya bercakap-cakap dengan orang-orang besar, pemikiran-pemikiran dan karya yang mengubah dunia. Percakapan yang mungkin akan meninggalkan inspirasi abadi dalam dirinya (vol. 6, halaman 39).
Setiap ide yang tertancap di benak akan menjadi spt kuman yang terus memantik benak memproduksi aneka ide baru.
CM mengatakan berikan 1 ide saja, asalkan benar-benar tertancap otu akan menjadi berlipat ganda menjadi rantai pemikiran yang tak ada putusnya.
Berikan anak 1 ide berharga akan lebih membuat anak bertumbuh otomatis dibandingkan dnegan menjejali anak dengan berton ton informasi
Cukup satu ide inoiratif, namun berhasil menguasai pikiran anak, makan akan otomatis membentuk semangat belajar mandiri yg menggariskan karier masa depannya.
Setiap anak adalah pribadi unik dan misterius. Bisa jadi beberapa anak yg terpapar suatu ide menangkap atau terkesan dg berbagai hal yang berbeda.
Tugas kita hanya memasok ide mulia dan menginspirasi, lalu biarkan anak mencerna yg disukainya sebanyak yg ia mau.
Kita hanya menawarkan, pilihan manapun yg diambil adalah hak anak.
0 Komentar